1) al Qur-an dikategorikan sebagai mu`jizat Nabi, tetapi hadits qudsi bukan mu'jizat. 2) Dilihat dari segi periwayatannya bahwa seluruh ayat-ayat al Qur-an disampaikan secara muta- watir, sedangkan hadits qudsi tidak mencapai derajat mutawatir. 3) Susunan lafadh dan makna al Qur-an berasal dari Allah, tetapi hadits qudsi maknanya dari Allah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang mengerjakan salat dan tidak membaca Ummul Qur'an (surat Al-Fatihah) di dalamnya, maka salat itu pincang.". Beliau mengatakannya tiga kali.
Inti dialog tersebut adalah ada pada bacaan surat Al-fatihah. Saat seseorang selesai membaca satu ayat dari surah Al-Fatihah, Allah menjawab setiap ucapan hambaNya. Keutamaan Surat Al-Fatihah dalam Shalat, Dialog Utama. Dalam Sebuah Hadits Qudsi Allah Ta'ala berfirman, "Aku membagi al-Fatihah menjadi dua bagian, untuk Aku dan untuk Hamba-Ku."
Adanya jembatan Shiratal Mustaqim telah dijelaskan Allah SWT dalam surat Al Fatihah ayat 6. ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ. Arab latin: ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm. Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus. Dalam haditsnya, Rasulullah SAW memberi gambaran jembatan Shiratal Mustaqim.
12. Al-Kafiyah (yang mencukupi), penamamaan ini didasarkan pada sabda Rasulullah kepada Muhammad al-lskandarani: "Ummul Qur'an adalah pengganti surah yang lain, dan surah yang Iain tidak dapat menggantikannya." lbnu Katsir mengatakan: "Sesungguhnya al-Fatihah telah mencukupl surah yang lalnnya namun surah yang lainnya tldak dapat
sORSLbh.
hadits qudsi tentang dialog al fatihah